Selamat Datang di Blog Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Gowa ~ Salam Paskibraka untuk Abdi Merah Putih !!! ~ [INFO ADMIN] : Jangan lupa memberikan komentar berupa tanggapan terhadap artikel atau saran dan kritiknya demi perkembangan blog ini. Terima Kasih

16 April 2012

Idik Sulaeman : Sang Pencetus Nama Paskibraka

H. Idik Sulaeman Nataatmadja, AT (lahir di Kuningan, Jawa Barat, 20 Juli 1933), atau biasa dipanggil dengan Idik Sulaeman adalah pencetus nama PASKIBRAKA. Adik didik Husein Mutahar di kepanduan ini jugalah yang menyempurnakan seluruh kelengkapan Paskibraka sebagai sebuah Korps, mulai dari sistem/metode pelatihan, silabus, atribut dan kelengkapannya.

Idik menghabiskan masa kecil di daerah kelahirannya, sampai tamat SMP di Purwakarta dan pindah ke Jakarta saat masuk SMA. Sejak kecil, jiwa seni sudah terlihat dalam dirinya. Tak heran bila setamat SMA Idik memilih seni rupa sebagai pilihan profesinya dengan menamatkan pendidikan sebagai sarjana seni rupa di Departemen Ilmu Teknik Institut Teknologi Bandung ITB pada 9 April 1960.

15 April 2012

Menyumbangkan Tulisan di Blog PPI Kabupaten Gowa

Salam Merah Putih..!!!
Pada postingan ini, kami selaku Digital Developer Team Purna Paskibraka Indonesia Kab. Gowa. menginformasikan kepada rekan-rekan bahwa di blog ini terdapat menu "Kolom Opini".

Menu tersebut kami siapkan untuk rekan-rekan yang ingin memberikan sumbangsih berupa tulisan yang tentu tak lepas dari tema nasionalisme. Bentuk tulisan bisa berupa opini, puisi, cerpen, dll.

Wage Rudolf Supratman : Menjejaki Pencipta Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Wage Rudolf Supratman (9 Maret 1903, Jatinegara, Jakarta - 17 Agustus 1938, Surabaya) adalah pengarang lagu kebangsaan Indonesia, "Indonesia Raya". Ayahnya bernama Senen, sersan di Batalyon VIII. Saudara Soepratman berjumlah enam, laki satu, lainnya perempuan. Salah satunya bernama Roekijem. Pada tahun 1914, Soepratman ikut Roekijem ke Makassar. Di sana ia disekolahkan dan dibiayai oleh suami Roekijem yang bernama Willem van Eldik.

Soepratman lalu belajar bahasa Belanda di sekolah malam selama 3 tahun, kemudian melanjutkannya ke Normaalschool di Makassar sampai selesai. Ketika berumur 20 tahun, lalu dijadikan guru di Sekolah Angka 2. Dua tahun selanjutnya ia mendapat ijazah Klein Ambtenaar.